MENGENAL DIRI SENDIRI
Sebelum saya bisa menentukan cara belajar seperti apa yang akan saya jalani, saya mencari tahu, seperti apa diri saya. Setelah sedikit berselancar di dunia maya, saya menemukan sebuah artikel tentang Tipe Kinestetik yang saya rasa sangat sesuai dengan kepribadian saya saat ini.
Orang dengan tipe kinestetik belajar malalui gerak, emosi dan sentuhan. Modalitas ini mengakses pada gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Ciri-ciri orang dengan tipe belajar kinestetik yaitu:
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka saat berbicara
Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang
Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
Belajar melalui memanipulasi dan praktik
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
Banyak menggunakan isyarat tubuh
Tidak dapat diam untuk waktu yang lama
Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.
Menyukai permainan yang menyibukkan
Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan
Ingin melakukan segala sesuatu
(DePetter dan Hearchi, 2003)
Karena saya akan lebih mudah memahami suatu masalah jika saya melihat praktiknya, juga saya lebih mudah menjelaskan sesuatu kepada orang lain, jika saya mempraktikkannya.
Sesuai dengan NHW#4 kemarin, saya ingin jadi penulis profesional dalam 6 tahun ke depan. Saya ingin bisa berbagi ilmu lewat tulisan saya. Dan saat ini, saya sedang menyusun cara-cara belajar untuk si tipe kinestetik yang bisa saya pakai untuk belajar.
Fasilitas yang tersedia bagi saya dalam proses belajar menjadi penulis profesional, adalah:
Sekolah perempuan yang memastikan muridnya akan menerbitkan buku solo
Tablet Samsung Galaxy Tab S 10.1 Inchi dan Keyboard bluetooth untuk mengetk naskah
Aplikasi Evernote yang terhubung dengan alamat surat elektronik agar bisa mengerjakan naskah baik di tablet maupun di telepon genggam
Program Kelas Matrikulasi IIP Batch 6
Fasilitas yang belum tersedia bagi saya, dan harus saya usahakan agar ada, ialah:
Suasana tenang yang mendukung datangnya ide
Fasilitas yang kurang di atas, bisa diusahakan ada dengan cara:
Meminta izin pada suami untuk begadang miksimal 2 jam setiap malam untuk mengerjakan naskah
Menyiapkan bahan-bahan naskah dan tema-tema tulisan sejak pagi
Menulis poin-poin tersebut di sebuat notes ringan
Mengerjakan naskah di saat semua orang tidur
Mendekat ke dinding rumah saat lembur mengerjakan naskah
~~~
MENGENAL AZZIMAM WIRACATHA ZULKIFLI (ABANG ZIMAM)
Kami memanggilnya “Abang” sejak ia diketahui berjenis kelamin laki-laki di dalam kandungan. Karena dia akan lahir sebagai anak pertama yang akan dihormati seluruh adiknya. Saat ini Abang Zimam berusia tujuh tahun, menjelang delapan di bulan Oktober nanti. Hobinya adalah menggambar dengan bolpoin atau pensil di kertas bekas yang sering saya bawa dari kantor. Dia duduk di kelas 2 SD dan sebentar lagi akan belajar perkalian dan pembagian.
Waktu kecil, Abang Zimam bercita-cita ingin menjadi seorang pilot pesawat tempur. Kemudian di masa TK B, cita-citanya berubah ingin menjadi tentara. Dan sekarang ia ingin menjadi ilmuwan serta atlet lari. Dia suka berlari, bisa berbahasa inggris, suka bermain silat (tapak suci), dan suka memimpin.
Abang Zimam tak suka menghafal, juga tak suka mewarnai. Saya seperti melihat bayangan saya di diri Abang Zimam, karena kemiripan kami.
Tapi Zimam adalah anak dengan tipe visual. Ia tak butuh orang untuk menjelaskan, asal dia bisa mempelajarinya, maka ia bisa. Namun, seperti saya, Zimam juga tak punya motivasi dari dalam diri, harus ada reward and punishment agar dia berkarya.
Target saya atas Abang Zimam sebagai seorang ibu adalah membersamainya belajar dengan bahagia.
Sebagai kegiatan pengembangan untuknya, fasilitas yang sudah tersedia adalah:
Musala yang terletak di dekat rumah sehingga Zimam bisa salat berjamaah 5 waktu
Kursus bahasa Inggris EF untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggrisnya
Sekolah berbasis Islam untuk penanaman akhlak baik sejak dini
Membacakan cerita sebelum tidur setiap hari, lalu berdiskusi tentang cerita tersebut
Waktu bermain di luar, yaitu setelah salat asar hingga menjelang magrib agar dia bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya, juga agar tubuhnya bergerak
Fasilitas yang belum tersedia dan diusahakan ada, ialah:
Sekolah atlet untuk belajar berlari secara profesional
Kursus berenang (mulai masuk musim hujan, kursus berenang biasanya libur)
Kegiatan pengisi kebosanan saat belum waktunya main di luar ataupun saat hari hujan
Fasilitas antar jemput dari satu venue kegiatan ke venue kegiatan berikutnya
Fasilitas yang kurang di atas, bisa diusahakan ada dengan cara:
Mencari kursus berlari yang tak jauh dari rumah
Menitipkan Zimam pada guru olah raganya dan menceritakan keinginan Zimam untuk jadi pelari
Mencari tempat kursus berenang indoor
Sering-sering menelepon Zimam dan minta dia membuatkan saya sesuatu dari lego-legonya
Berlangganan tukang ojek bulanan, mencari orang sekitar rumah yang memang sudah dikenal keluarga untuk mengantarkan Zimam dari satu venue ke venue lainnya
Dalam praktik keseharian ini, saya bersama suami dan Zimam sudah melaksanakan hal ini secara “learning by doing”. Ilmu yang membuat saya bersemangat mempelajarinya yaitu ilmu berbagi ilmu pada masyarakat sekitar, baik nyata maupun maya.
~~~
Jakarta, 2 (masuk 3) September 2018,
Ttd.
Yeptirani Syari
Mahasiswi Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 6