Di episode kali ini, aku bakal ceritain apa-apa yang ada di sekitar Pendopo Keraton Sumenep. Mulai dari Taman Saré (tempat mandinya Puteri-puteri Raja), Labeng Mesém (sebuah pintu di mana setiap yang lewat pasti tersenyum), Pohon Laké’ (pohon laki-laki), dan Pohon Biné’ (pohon perempuan).
Taman Saré
Taman Saré /dengan e seperti pada “sehat”/ adalah sebuah kolam tempat Puteri-puteri Raja Sumenep mandi. Taman Saré artinya adalah taman yang penuh bunga, yang bunga beneran, ya bungan dalam artian cewek-cewek cakep. Karena taman ini kan memang tempat mandinya cewek-cewek cakep. (^_^)
Mitosnya, kalau kita mandi di Taman Saré ini, kita akan gampang jodoh, loh. (^0^)
Saking banyaknya orang yang nyebur kolam taman ini, sampai-sampai pihak Pemda Sumenep menyediakan air Taman Saré dalam botol-botol plastik untuk dibawa pulang oleh pengunjung.
Dipikir-pikir, mendingan gitu, ya? Dari pada Taman Saré jadi rusak gara-gara ulah pengunjung, mendingan pengunjung dikasih airnya biar mereka mandi di rumah masing-masing. (*hehe*)
Labeng Mésem
Labeng Mésem /dengan e pada “Labeng” seperti pada “kerja”; e pertama pada “Mésem” seperti pada “sehat”; dan e kedua pada “Mésem” seperti pada “kerja”/ adalah sebuah pintu di mana setiap yang lewat akan tersenyum.
“Labeng” adalah Bahasa Madura dari kata “pintu, dan “Mésem” berarti “tersenyum”. Labeng Mésem artinya “pintu yang tersenyum”.
Sejarahnya, diceritain oleh teman Bunda yang lahir dan besar di Sumenep dan waktu kecilnya sering main ke Pendopo, di Labeng Mésem ini ada patung orang telanjang sehingga setiap yang lewat pintu ini akan tersenyum geli.
Tapi, mungkin karena patung telanjang ini sudah tidak sesuai lagi dengan norma budaya timur kita, patung ini disingkirkan entah kemana.
Tapi, pintu ini sudah terlanjur dikenal dengan sebutan “Labeng Mésem”. Jadi dibuatlah di depan pintu yang menghadap ke Keraton (jadi tidak tampak dari luar Keraton) wajah orang yang sedang tersenyum.
Dan kepada anak-cucu, diceritakan bahwa “Pintu ini disebut “Labeng Mésem” karena adanya ukiran orang tersenyum di pintunya.
Seandainya kemarin aku gak jalan-jalan sama teman Bunda itu, aku gak bakalan tahu sejarah Labeng Mésem sebenarnya, loh. Aku tahunya ya karena ada wajah orang tersenyum. Aku dapat pengetahuan itu waktu aku ikut tur Kacong-Cebing Sumenep waktu masih sekolah dulu, (Gini-gini mantan Cebing Kéne’ Sumenep, loh – walaupun gak juara satu – ^_^) – Cebing Kéne’ kira-kira sama dengan None Cilik, kalo di Jakarta –
Pohon Laké’
Pohon Laké’ /dengan e seperti pada “sehat” dan diakhiri huruf “k” di akhir kata/ adalah pohon yang -katanya- menyerupai laki-laki. (laké’ artinya laki-laki)
Kenapa? Karena pohon ini punya sesuatu yang mirip alat kelamin laki-laki di dahannya.
Gimana? ngerti kenapa disebut Pohon Laké’, kan? (^0^)
Pohon Biné
Pohon Biné’ /dengan e seperti pada “sehat” dan diakhiri huruf “k” di akhir kata/ adalah pohon yang -juga katanya- menyerupai perempuan. (Biné’ artinya perempuan)
Sama dengan Pohon Laké’, alasannya karena pohon ini punya sesuatu yang mirip alat kelamin perempuan di dahannya.
Tau gak? Pohon Biné’ ini tumbuh tepat di hadapan Pohon Laké’. Walaupun jarak mereka jauh banget. Tapi, bagian “kelaki-lakian” Pohon Laké’ tepat berhadapan dengan bagian “keperempuanan” Pohon Biné’. Ajaib, ya? (*hehe*)
Yah.. Itulah keajaiban alam. Gak bisa dijelasin kenapa dan jelas gak mungkin buatan manusia. (^_^)
Jadi, siapa yang mau mandi di Taman Saré? atau tersenyum saat lewat Labeng Mésem? atau tertawa terpingkal-pingkal sambil keheranan ngelihat Pohon Laké’ dan Pohon Biné’?
Ayo jalan-jalan ke Sumenep, segera… (^_~)
assala…………..salut karna udah bgtu berhasil ngeliput segtu detailnya……..bsa ngeliput pantai SLOPENG gak……….ha…he…he….makasih….
hmmmmm……!
banyak banget catatannya nuih????